I'm Your Hero
[Aku Pahlawanmu]
Dalam hening malam yang syahdu,
Kusulam kata tuk merangkai rindu.
Aku menyukaimu,
wahai kekasih idamanku.
Namun, bukan semata
karena paras yang jelita,
Bukan pula karena tatapanmu
yang teduh bak senja yang merona.
Melainkan karena dalam
setiap langkahmu,
Terasa bagaikan lampu taman yang
menerangi jalan di tengah gelapnya malam.
Hingga tersimpan cahaya yang tiada ada
hentinya membuatku terpana.
Dan justru karena aku menyukaimu,
Dirimu tampak semakin bersinar
bak permata di dasar samudra.
Serta bukan pula wajahmu yang menawan hati,
melainkan cintakulah yang membuatmu berseri.
Aku mencintaimu bukan karena rupa,
melainkan karena di hadapan cintaku,
kamulah yang tampak paling indah.
Tidak peduli jika mereka mencibir,
dan menertawakan perasaanku.
Bagiku kamu adalah pahlawan wanitaku,
Menjadi pelita dalam setiap gelapku.
Sosok yang tak butuh sayap atau mahkota,
cukup dengan senyum sederhana yang
mampu menyinari hariku dengan penuh warna.
Bagiku, dirimu bukanlah seorang gadis biasa, melainkan engkau adalah berbagai kisah yang
ingin kutulis di dalam setiap bait puisi romansa.
Kamu berkata, "Hari ini aku akan semangat"
Namun kulihat matamu tetap terpejam
saat jam pertama pelajaran dimulai.
Kamu mengatakan "Aku baik baik aja, kok"
Tetapi lagi dan lagi, kamu kembali bersembunyi sendirian dengan wajah yang emosional.
Hingga sorot matamu terlihat jelas
jika kamu sudah lelah berpura-pura.
Air matamu jatuh lebih mudah daripada
hujan yang mengguyur di musim dingin.
Terlihat begitu pedih saat aku melihatnya,
biarkanlah aku yang menghapus setiap lelahmu.
Kamu mungkin berusaha keras untuk
terlihat kuat di hadapan dunia,
Namun tak kusangka jika tubuhmu dapat
bergetar dengan mudah dikala merasa gundah. bagai anak kecil yang takut pada petir akibat
suara kerasnya.
Hal tersembunyi seperti itu selalu kamu
perlihatkan kepadaku, seolah hanya aku
seoranglah yang paling mengetahui kelemahanmu.
Ah, aku sungguh tak bisa
berhenti memikirkanmu.
Bolehkah aku menjadi pahlawan?
Bukan untuk dunia,
Melainkan hanya untuk dirimu saja?
Aku ingin membantumu belajar,
dan duduk di sebelahmu meski
pikiranku lebih sibuk menghafal wajahmu.
Aku ingin menonton film bersamamu,
lalu tertawa pada adegan yang konyol.
Ingin menghabiskan senja bersamamu
di bangku taman yang diselimuti cahaya jingga.
Karena sepertinya aku slalu membayangkan
waktu bersamamu dalam sejuta kali sehari.
Aku ingin berada dalam setiap harimu,
Menjadi seseorang yang kamu cari saat
kamu lelah dan ingin berbagi.
Saat jemariku menari di atas dawai gitar,
aku ingin suaramu yang mengalunkan nadanya,
sebab suaramu lebih indah dari melodi
mana pun yang pernah kudengar.
Namun yang sebenarnya terjadi adalah,
aku hanya bisa melihatmu pergi.
Sepulang sekolah aku melihatmu tertawa
dan bercanda ria dengan para temanmu.
Aku mendengar suaramu yang lembut,
terdengar seperti melodi dalam anganku.
Sementara aku hanya bisa berbisik pelan
seraya menatap sipu wajahmu dari kejauhan.
“Bye-bye”, ucapku tanpa kau sadari.
Aku ingin melangkah mendekat,
namun langkahku terasa begitu berat.
Ingin kukatakan padamu,
"Lihatlah aku, aku selalu ada disisimu."
Hati kecilku berharap jika suatu hari nanti
kamu akan menoleh dan melihat ke arahku.
Hari demi hari, diriku menjadi semakin
kacau saat aku berbohong pada diriku sendiri.
Aku terus berpura-pura tidak peduli,
dan mengatakan bahwa sebaiknya diriku
harus segera melupakanmu.
Namun sebaliknya,
kamu malah semakin mendekat,
bagai magnet yang tak bisa kutolak.
Apakah kamu juga merasakannya?
Aku ingin jarak ini tetap sehangat dulu.
Namun semuanya terasa begitu sulit,
Dirimu tampak bersinar ketika berlari
di lapangan dengan penuh semangat.
Sementara aku hanya bisa
memandang dari arah kejauhan.
Tetapi sangat tidak kuduga jika kamu
akan mendekatiku dan tersenyum,
"Ayo latihan bersama" katamu dengan riang.
Sosok indahmu bagaikan mentari
cerah yang menyapa cakrawala.
Hatiku bergetar, ingin menjawab,
"Bolehkah aku bersamamu?"
Namun, bibirku kelu hingga langkahku meragu,
Jarak di antara kita pun terasa semakin menjauh.
Hubungan kita yang canggung ini,
jika aku berada di sisinya,
apakah itu tidak masalah?
bagaimana jika aku membuatnya
merasa tidak nyaman?
dan bagaimana jika pada akhirnya
aku malah membuat kekacauan?
Meskipun aku tidak bisa membuatmu
jatuh cinta kepadaku, tetapi aku juga tidak
ingin jika kamu membenci diriku.
Apakah saat itu aku terlihat menghindar,
sehingga jarak di antara kita pun terasa memudar.
Aku ingin mendekat dan menyentuh hadirmu.
Namun, aku tak tahu bagaimana caranya.
Aku ingin kamu tetap berada di sisiku.
Namun, aku tidak bisa mempertahankannya.
Kamu yang selalu bersinar,
adalah mentari yang tak bisa kugapai.
Tetapi aku menyukaimu bukan karena siapa dirimu,
Melainkan karena kamu adalah kamu.
Bahkan kamu sangat cantik saat
mengenakan kostum tokoh kesukaanmu.
Aku melihatmu lebih dari
sekadar jelmaan karakter itu.
Karna aku melihatmu sebagai
sosok yang paling mempesona.
Terlihat seakan adanya
dewi yang turun dari Surga.
Dan tak ada peran yang lebih indah,
Selain dirimu yang menjadi dirimu sendiri.
Ketika aku tenggelam dalam lembaran buku,
Wajahmu selalu ada di seberang mejaku.
Meskipun tanpa kata yang terucap,
Hadirnya dirimu sudah cukup
mengisi halaman kosong dalam hidupku.
Aku mendambakan diriku dapat
hadir di setiap story chat-mu.
Ingin pamer dengan bangga dan berkata,
"Dia lah yang kucinta."
Ku bayangkan di langit imajinasiku saat
aku menggenggam tanganmu,
menjanjikan dunia yang
hanya milik kita berdua.
Setiap pagi kamu selalu datang menyapaku,
"Ayo berangkat bersama" ajakmu tersenyum hangat.
Ah, hanya dengan sapaan itu saja sudah
cukup membuat hatiku bergetar malu.
Duduk bersamamu di dalam bus,
Membuat tiap pagiku terasa lebih menyegarkan.
Dan kamu tunjukkan padaku
dunia yang lebih cerah.
Karena hadirmu adalah awal dari hari yang indah,
pagi pun terlahir dengan sinar yang menyilaukan.
Tidak peduli dunia berkata apa,
Aku akan tetap bermimpi menjadi pahlawanmu.
Tetapi kemudian kamu mulai
bercerita tentang seorang lelaki lain,
Sehingga hatiku meruntuh dalam seketika.
Kumohon jangan pergi dengannya,
lihatlah aku yang selama ini ada disampingmu.
Kumohon, cukup hanya aku saja yang selalu menginginkanmu, hingga kamu mungkin dapat menyadari perasaanku yang sebenarnya.
Aku tidak akan mengeluh ataupun berteriak,
karena aku tidak ingin menyakiti hatimu.
Namun kuingin engkau tahu bahwa aku dapat melakukan apa saja hanya demi dirimu.
Aku bahkan merapikan rambut
dengan gel hingga terasa begitu lengket.
Aku melakukan segala cara
hanya untuk menarik perhatianmu.
Aku ingin kamu melihat usahaku,
dan aku ingin kamu menyadari…
Hanya demi dirimu,
dan hanya untukmu seorang saja.
Aku pun mulai kehilangan akal,
mengubah segalanya hanya agar kau melihatku.
Akan kujadikan dirimu sebagai seseorang
yang akan kucintai hingga kusayangi selalu.
Menjadi alasan mengapa
aku tersenyum tanpa sebab.
“Besok akan kuungkapkan,”
kata itu terus kugumamkan di dalam hati.
Sementara aku berbaring di atas kasur,
menjalankan simulasinya berulang kali.
Melatih kalimat yang tak pernah bisa kuucapkan,
sambil memikirkanmu sepanjang malam.
Tapi pada akhirnya aku hanya bisa
kembali berbisik pelan,
“Sampai jumpa besok"
kataku sambil berharap.
Bagai nuansa gelapnya malam tanpa bulan,
begitulah perasaan cintaku yang terpendam.
═══✦══╡END╞═══✦══
> Finished by : Ceritaku (Sabi)
> Instagram : @aiisalsabi.lh
✎ Original writer : Sere
【Kamu sudah jatuh hati pada kisah ini?
Tunggu sampai kamu membaca versi dari
sudut pandang lain sang gadis yang telah
ditulis oleh Mizurein. Kisah yang telah kamu baca, tapi dengan rasa yang berbeda. kunjungi dan
bacalah dihalaman utama blogku sekarang
juga. Jangan sampai terlewat, ya!】
>「Saya menulis kisah ini karena terinspirasi
dari indahnya sebuah lagu favorit saya yang
berjudul Sukidakara dari Yuika ft.Ren」
> Jika anda menyukainya, mohon berikan komentar
serta bagikan blog ini pada orang terdekat anda
> Link Blog : kurenungiceritaku.blogspot.com
Jangan lupa kunjungi profilku ~
Terima kasih! (>_<)/~~

Komentar