Love Yourself
[Cintai Dirimu Sendiri]
Diantara banyaknya para bintang di langit malam,
Namun kamu hanya harus memilih satu
Dari berjuta titik yang terang.
Daripada kamu hanya melihat dari sisi
Banyaknya saja, mengapa kamu tidak
Melihat ke arah cahaya rembulan itu sendiri
Yang merupakan pusat terangnya?
Daripada berusaha mencintai orang lain,
Lebih baik belajar untuk mencintai diri sendiri.
Dan ketika kita mengetahui fakta
Bahwa jawaban orang dewasa
Tidaklah selalu benar,
Maka biarkanlah langit kalbu ini mekar
Dan menuntun setiap langkahku tuk
Menemukan diriku yang sesungguhnya.
Terkadang lebih baik menjadi diri
Sendiri daripada hanya memalsukannya.
Namun memalsukan diri sendiri juga
Selalu di butuhkan dalam setiap kesehariannya.
Kita hanya terus hidup di dunia
Yang selalu menekan.
Setiap harinya setengah dari diri kita
Akan menampakkan dirinya dan yang
Setengah lainnya akan mulai tertidur.
Jalan curam yang kerab kali menyusahkanku,
Hampir selalu membuatku merasa ingin mundur.
Rasa sepi yang kian slalu menghantui,
Bayangan hitam itu selalu ada tuk menemaniku.
Di dampingi oleh lagu nostalgia, aku memulai
Hariku dengan tali sepatu yang sedikit kusut.
Angin luar yang terasa sangat dingin,
Awalnya aku merasa takut,
Namun waktu tidak bisa di hentikan.
Apakah benar saat ini dunia
Semakin berkembang?
Karena aku hanya merasa jika diriku
Terus berada di putaran yang sama.
Menjalani keseharian yang familiar,
Segala hal yang terjadi
Mulai terlihat membosankan.
Begitu memuakkannya untuk hidup,
Tetapi kita masih harus bertahan.
Begitu melelahkannya untuk hidup,
Namun kita tetap harus berjuang.
Bunga layu yang telah mati,
Pada akhirnya ia akan mekar kembali
Dengan sosok yang lebih indah.
Langkah yang sama takkan
Membawaku ke dalam perubahan.
Namun harapan yang beragam
Hanya menuntunku ke dalam kekecewaan.
Sorot mata yang terlihat semakin
Memekat, seakan lubang besar
Telah menjalar hingga ke dalamnya.
Helaan napas yang terasa asing ini secara
Perlahan telah membuatku kehilangan arah.
Dan hanya ada kebimbangan.
Tidak ada keistimewaan.
Tidak ada pula penuntunan.
Dan hanya ada keterbatasan.
Senyum palsu yang terasa berat, kini terasa
Semakin meringan seiring diriku terbiasa.
Makanan apapun yang akan kumakan,
Serta pakaian apapun yang selalu aku kenakan,
Jika semua itu adalah alasan untuk tetap hidup,
Maka sama sekali tidak ada makna
Yang harus slalu di perhatikan.
═══✦══╡END╞═══✦══
> Finished by : Ceritaku (Sabi)
> Instagram : @aiisalsabi.lh
✎ Original writer : Mizurein
> Jika anda menyukainya, mohon berikan komentar
serta bagikan blog ini pada orang terdekat anda
> Link Blog: kurenungiceritaku.blogspot.com
Jangan lupa kunjungi profilku~
Terima kasih! (>_<)/~~

Komentar